Senin, 17/06/2024 - 19:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Setelah Tubuh Mati Apakah Jiwa Hancur?

JAKARTA – Ibnu Sina (980-1037) merupakan seorang seorang filsuf muslim sekaligus dokter ternama yang muncul dalam sejarah peradaban Islam. Ia juga dikenal sebagai ilmuan yang memiliki pemikiran cemerlang dan pelopor kajian psikologi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dalam salah satu risalahnya dalam buku “Psikologi Islam: Rujukan Utama Ilmu Psikologi Dunia” terbitan TuROS, Ibnu Sina menjelaskan tentang keadaan tubuh setelah mati. Apakah jiwa itu akan hancur setelah manusia meninggal dunia?

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Dilantiknya Daddi Peryoga sebagai Kepala OJK Provinsi Aceh

Ibnu Sina mengatakan, substansi manusia atau jiwanya tidak musnah setelah tubuh mengalami kematian dan tidak hancur setelah berpisah dari tubuh, justru jiwa itu dikekalkan oleh penciptanya yang Mahakekal. Hal ini disimpulkan Ibnu Sina atas dasar beberapa argumentasi.

ADVERTISEMENTS
Menuju Haji Mabrur dengan Tabungan Sahara Bank Aceh Syariah

Pertama, substansi jiwa manusia lebih kuat daripa substansi tubuhnya. Jiwa manusia adalah penggerak, pengatur, dan operator tubuh. Tubuh terpisah dan mengikuti jiwa. Jadi, terpisah dari tubuh tak membahayakan eksistensi jiwa.

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda
Berita Lainnya:
Fadhilah Puasa Arafah, Seberapa Besar Dosa yang Dihapuskan?

“Jasad tetap bertahan setelah kematian sehingga itu tidak mengancam eksistensi jiwa, apalagi keberlangsungan jiwa setelah kematian,” jelas Ibnu Sina.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Kedua, jiwa termasuk kategori substansi. Kabersamaannya dengan tubuh termasuk kategori realasi. Relasi adalah aksiden paling lemah karena posisi eksistensinya tidak sempurna, justru butuh sesuatu yang lain, yakni sebuah subjek.

ADVERTISEMENTS
Selamat Menunaikan Ibadah Haji bagi Para Calon Jamaah Haji Provinsi Aceh

Maka, kata Ibnu Sina, bagaimana mungkin substansi yang berdiri sendiri mengalami kerusakan akibat rusaknya aksiden paling lemah yang membutuhkannya?

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Misalnya orang yang menjadi pemilik dan pengelola barang. Jika barangnya rusak, kata Ibnu Sina, pemilik tidak ikut rusak akibat barangnya rusak. Oleh karenanya, ketika manusia tidur, indra dan pengindraan tidak bekerja, manusia itu tergeletak seperti mayat.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2024

Ibnu Sina mengatakan, tubuh yang tidur ada pada keadaan yang sama dengan mayat, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw,

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Selamat dan Sukses kepada Pemerintah Aceh atas Capai WTP BPK
Berita Lainnya:
Sebelum Ada Pesawat Terbang, Seperti Apa Perjalanan Haji?

Annaumu akhul mauti

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Artinya: “Tidur itu saudara kematian.” (HR al-Baihaqi).

ADVERTISEMENTS
Bayar Jalan tol dengan Pencard

Ibnu Sina melanjutkan, dalam tidurnya lalu manusia melihat dan mendengar banyak hal, bahkan menjangkau hal-hal gaib yang tidak gampang dia lihat saat kondisi sadar. Menurut Ibnu Sina, ini bukti nyata yang menjadi argument bahwa substansi jiwa tidak membutuhkan tubuh ini. Bisa jadi, jiwa melemah karena bersama tubuh, bisa juga menguat ketika tubuh beristirahat dan tak mengganggunya.

“Ketika tubuh mati dan hancur, substansi jiwa menjadi termurnikan dari jenis kebutuhan,” kata Ibnu Sina.

 

 

 

 

Dari daftar di bawah ini, mana nih Hape favorit Kamu?

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

وَعَرَضْنَا جَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لِّلْكَافِرِينَ عَرْضًا الكهف [100] Listen
And We will present Hell that Day to the Disbelievers, on display - Al-Kahf ( The Cave ) [100] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi